Review Buku Rara Mendut - Y.B. Mangunwijaya


Judul buku: Rara Mendut
Pengarang: Y.B. Mangunwijaya
Tebal: 338 halaman
Tanggal Terbit: Oktober 2019
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Sinopsis Rara Mendut - Y.B. Mangunwijaya:


Rara Mendut, budak rampasan yang menolak diperistri oleh Tumenggung Wiraguna demi cintanya kepada Pranacitra. Dibesarkan di kampung nelayan pantai utara Jawa, ia tumbuh menjadi gadis yang trengginas dan tak pernah ragu menyuarakan isi pikirannya. Sosoknya dianggap nyebal tatanan di lingkungan istana di mana perempuan diharuskan bersikap serba halus dan serba patuh. Tetapi ia tak gentar. Baginya, lebih baik menyambut ajal di ujung keris Sang Tumenggung daripada dipaksa melayani nafsu panglima tua itu.

Genduk Duku, sahabat Rara Mendut yang membantunya menerobos benteng Keraton Mataram dan melarikan diri dari kejaran Tumenggung Wiraguna. Setelah kematian Rara Mendut dan Pranacitra, Genduk Duku menjadi saksi perseteruan diam-diam antara Wiraguna dan Pangeran Aria Mataram, putra mahkota yang kelak bergelar Sunan Amangkurat I dan sesungguhnya juga jatuh hati kepada Rara Mendut - perempuan rampasan yang oleh ayahnya dihadiahkan kepada panglimanya yang berjasa.

Lusi Lindri, anak Genduk Duku dipilih menjadi anggota pasukan pengawal Sunan Amangkurat I oleh Ibu Suri. Lusi Lindri menjalani kehidupan penuh warna di balik dinding-dinding istana yang menyimpan ribuan rahasia dan intrik-intrik jahat. Sebagai istri perwira mata-mata Mataram, ia tahu banyak... Bahkan terlalu banyak... Semakin lama nuraninya semakin terusik melihat kezaliman junjungannya. Tiada pilihan lain! Bulat sudah tekadnya, baginya lebih baik mati sebagai pemberontak penentang kezaliman daripada hidup nyaman bergelimang kemewahan. 

Ulasan Rara Mendut - Y.B. Mangunwijaya:


Novel Rara Mendut karya Y.B. Mangunwijaya ini merupakan trilogi, disusul dengan Genduk Duku dan Lusi Indri. Sosok Rara Mendut adalah sosok seorang wanita yang menentang dominasi patriarkis di masyarakat Jawa pada masa kejayaan Kerajaan Mataram.

Rara Mendut yang diterbitkan pertama kali pada 1987 ini mengkritisi isu-isu sosial mengenai perlakuan masyarakat pada wanita. Seperti membahas tentang keperawanan wanita, keperawanan bukan hanya masalah fisik, bahkan wanita yang diperkosa dan menolak untuk itu pun sebenarnya masih perawan, seperti pada halaman 24, "Perawan dan tidak perawan terletak pada tekad batin, pada galih di dalammu. Seorang ibu yang sudah melahirkan anak tujuh pun, bila dia suci dalam pengabdiannya selaku istri setia dan ibu, dia pun perawan dalam arti yang sejati."

Sosok Rara Mendut juga memiliki pribadi yang mandiri dan tidak mau ditindas, seperti pada cerita keberhasilan Mendut melunasi upeti yang diminta Wiraguna. Para wanita pun diharapkan berdaya menjadi pahlawan bagi kaum wanita itu sendiri.

Y.B. Mangunwijaya sukses menanamkan banyak pelajaran hidup pada novel ini tanpa terkesan membosankan dengan menambahkan banyak bagian jenaka yang disisipkan pada bagiannya Genduk Duku dan Ni Semangka.

Tidak ada komentar: