Review Buku Saman - Ayu Utami

Judul Buku: Saman

Pengarang: Ayu Utami

Tebal: 290 halaman

Penerbit: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Tahun Terbit : April 1998


Sinopsis Buku Saman - Ayu Utami


Empat perempuan bersahabat sejak kecil. Shakuntala si pemberontak. Cok si binal. Yasmin si “jaim”. Dan Laila, si lugu yang sedang bimbang untuk menyerahkan keperawanannya pada lelaki beristri. Tapi diam-diam dua di antara sahabat itu menyimpan rasa kagum pada seorang pemuda dari masa silam: Saman, seorang aktivis yang menjadi buron dalam masa rezim militer Orde Baru. Kepada Yasmin, atau Lailakah, Saman akhirnya jatuh cinta?

Saman adalah novel pertama karya Ayu Utami yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada bulan April 1998. Novel ini berkisah tentang seorang mantan pastur bernama Saman dan empat perempuan yang bersahabat dari kelas enam SD sampai mereka dewasa, yaitu Yasmin Moningka, Shakuntala, Cokorda, dan Laila. Novel Saman pada awalnya direncanakan sebagai fragmen dari novel pertama Ayu Utami, Laila Tak Mampir di New York namun kemudian karya tersebut diterbitkan menjadi dwilogi Saman dan Larung.


Novel Saman mengambil tema seksualitas dari perspektif perempuan yang masih tabu pada masanya sehingga mengundang kontroversi. Latar belakang novel ini adalah Indonesia pada tahun 80-an dan 90-an pada masa rezim Orde Baru memerintah dengan otoriter. Tokoh-tokoh dalam novel ini harus bergulat dengan kondisi sosial, politik dan budaya Indonesia pada masa itu. Walaupun sebagian besar latar di novel Saman mengambil tempat di Indonesia, khususnya Prabumulih, Jakarta, dan Medan, novel ini juga mengambil latar di New York, Amerika Serikat.


Ayu Utami dengan novelnya Saman dianggap telah menciptakan pergerakan sastra baru yang dikenal sebagai sastra wangi yang kemudian diikuti dengan beberapa penulis wanita lainnya seperti Djenar Maesa Ayu, Dinar Rahayu, Ana Maryam, Ratih Kumala, Maya Wulan, dan Fira Basuki. Novel Saman memenangkan Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1998.


Ulasan Buku Saman - Ayu Utami

Novel Saman karya Ayu Utami ini adalah novel yang dibuat pra reformasi, buat kamu yang suka baca tentang kisah-kisah Orde Baru, kamu wajib baca novel ini. Bagi saya novel ini luar biasa, Ayu Utami secara lugas mendobrak hal-hal tabu yang terjadi di kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Buku ini lahir dalam kungkungan kekuasaan Orde Baru, untung ya Ayu Utami ga sempat dikarungin.


Novel ini mengisahkan empat perempuan yang bersahabat sejak kecil, tema besar yang diambil dalam novel ini adalah pemberontakan, terutama pada budaya patriarki yang mirisnya sudah mendarah daging di negri ini. Seperti budaya perkawinan yang diagung-agungkan masyarakat pada umumnya dan diakui legalitasnya oleh pemerintah, saya ingat seseorang pernah berkata kepada saya, kenapa ya di KTP kita statusnya "belum kawin", kenapa seolah tujuan dari hidup kita yah kawin, padahal kan ada orang yang memutuskan untuk tidak kawin. Sindiran sarkastik juga dilakukan oleh Ayu Utami kepada lembaga perkawinan yang malah selalu mengatur hubungan antar pasangan.


Tema seksualitas juga mendominasi dalam novel ini, seperti permasalahan wanita, rumah tangga, kecocokan prinsip. Ayu Utami pada novel ini ingin menegaskan bahwa wanita memiliki orientasi seksual sebebas-bebasnya tanpa memandang tradisi dalam masyarakatnya, bebas memilih untuk tidak menikah.


Selain itu dalam novel ini juga menyinggung ketidakadilan dari penguasa-penguasa korup yang harus dimusnahkan, seperti gambaran yang terjadi pra reformasi, yah walaupun pasca reformasi masih juga terjadi sih.


Walaupun novel ini terlihat tipis, tapi isinya sangat padat, novel Saman ini mampu menyinggung hampir seluruh permasalahan sosial, mulai dari agama, feminisme, politik, pernikahan, jadi jika kamu suka tentang topik-topik tersebut kamu harus baca buku ini.

38 komentar:

  1. Meskipun gw belom pernah baca novelnya, tapi gw bisa ngerasain kalo pada masanya Ayu Utami bahkan dianggap agak "nakal" oleh masyarakat awam karena dianggap menggoyahkan budaya yang udah mapan..
    Bahkan gw lihat sendiri, di stasiun televisi swasta yang mengundangnya untuk bedah buku Saman, ada penelpon yang secara lugas menanyakan perihal status keperawanan Ayu Utami..
    Ayu Utami jelas2 menjawab bahwa dirinya wanita baik2 yang menjaga dirinya..
    Meskipun kecurigaan si penelpon terbukti tidak beralasan, tapi bisa terlihat cara pandang orang2 tertentu karena seorang wanita yg pada masanya berani mengkritisi hal2 yang tabu..

    Btw, gw suka cara penulisan artikel ini yang banyak coret2nya..
    Mnurut gw pribadi, gak mainstream dan kreatif..
    Nice post!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak keren banget memang Ayu itu, sampai sekarang beliau masih keren.

      Hapus
  2. Eehm, ayu utami yaa :D
    Selalu menarik bahas novel karya ayu utami dan djenar maesa ayu. Mulai dari tema, judul, hingga kata-kata yang dipakai. Sering banget mereka mengangkat tema ttg perempuan dengan segala hal yang melekat di dalamnya.

    Budaya perkawinan yang diagung-agungkan dalam masyarakat kayaknya masih akan terus berlanjut selama beberapa tahun ke depan..hiiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah iya bang aku juga suka itu Djenar, mereka memang keren banget, antimainstream. Salut banget sama mereka.

      Hapus
  3. Mer, suka deh sama setiap postingannya. Rasanya tuh bikin jadi penasaran buat beli bukunya deh. Penasaran sama kisah pertemanan 4 perempuan itu. Dibuku ini ketauan ga yah siapa yang akhirnya dipilih sama Saman? Hahahaha.... *ngarep spoiler

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketauan pink, akhirnya dia milih satu itu, duh saman tuh keren banget pink, kamu harus baca, salah satu karakter fiktif di novel yang bikin aku jatuh cinta.

      Hapus
  4. Pembahasan bukunya menyintil dan relate banget ya kak sama kehidupan sehari-hari, kaya akan pembelajaran dan amanat di dalamnya. Masuk list daftar buku bacaan ahh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak ini tuh ceritanya open banget jadi relate sama kehidupan sehari-hari. Harus banget baca sih kak kalau kata aku. Sama Larungnya sekalian. Hihihihi.

      Hapus
  5. Sebagai pembaca buku agak malu ya belum pernah baca bukunya ayu utami. Dulu pernah sekilas doang baca bukunya djenar. Dan memang genrenya lumayan berani. Tapi jadi penasaran sih sama saman ini soalnya mayan terkenal juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah jangan malu dong kak, kan orang genrenya beda-beda, kebetulan aku memang suka yang genrenya begini, lebih ke kehidupan sosial gitu, jadi ngebayanginnya lebih gampang kak, otak aku soalnya rada susah kalau baca yang berat-berat. Hehehe. Cobain deh baca ini, semoga suka :)

      Hapus
  6. Pengen baca novelnya Ayu Utami tapi selalu antri terus di iPusnas. Pengen beli bukunya, tapi belum bisa baca buku fisik. Selalu direcokin anak, huhu

    Keren ya tema yg diangkat, apalagi settingnya waktu kepemimpinan Pak S. Jadi makin penasaran, sejak baca Laut Bercerita aku jadi semakin tertarik baca novel yang bersetting masa kepemimpinan beliau. Soalnya seingetku yang waktu itu masih kecil, masa itu indah, dan apa-apa seba murah. Ibuku nyari uang juga gampang, tp ternyata ada borok besar tertutupi :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul kak ning, kalau suka Laut Bercerita kayanya bakal suka deh sama buku ini. Semangat ya kak, semangat bacanya, semangat jagain anaknya :)

      Hapus
  7. Mer keren banget sih ulasannya bikin penasaran pengen baca bukunya langsu g gitu.. Note : saman dan larung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli aja kak cha, apa lagi kalau lagi ada promo dari gramed online, sering tuh jadi murah murah saman larung.

      Hapus
  8. Sampulnya udah versi yang terbaru ya? Udah baca buku beberapa tahun lalu, cuma aku agak-agak lupa jalan ceritanya. Baca ulasan ini jadi sedikit banyak diingatkan kembali sama cerita di novel ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak itu sampul terbarunya, kalau yang aku beli yang sampul sebelum ini, yang keren sampulnya Larung ya kak, kalau ga salah dari kaca patri gitu. Kalau yang ini aku ga tau dari apa, mungkin lukisannya Ayu Utami lagi kali ya, dia kan rajin ngelukis cover.

      Hapus
  9. Sempat ngikuti ketika Saman pertama kali terbit. Kontroversinya ramai..dan beneran untung aja dah mau transisi jadi Ayu Utami enggak dikarungin. Selalu suka dengan kelugasannya bercerita. Dan dia jadi pionir untuk penulis perempuan bercerita dengan cara yang serupa.

    Buku dan review yang sama kerennya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kan salut sama Ayu yang ga dikarungin, mungkin emang pesonanya juga ya, ga ada yang sanggup karungin dia, hehehe. Cantik banget soalnya dia tuh. Thanks banget kak udah mampir :)

      Hapus
  10. Novelnya tipis tapi banyak hal yang dibahas, kayaknya malah jadi tertarik nih untuk baca. Soalnya novel2 sekarang kan tebal. Apalagi novel ini pemenang DKJ 1998 ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya tipis tapi dalem banget rasanya kak, aku sampe sempet nangis baca ini. Hiks. Semua perasaan lengkap gitu baca buku ini. Semoga suka ya kak sama bukunya.

      Hapus
  11. Orde baru dan sensualitas, tema yg sangat menarik ya. Pernah denger tentang Ayu Utami tapi blm sempet baca buku2nya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menarik banget ko den, kalau sempat baca ya :)

      Hapus
  12. Membaca review dari novel Saman ini, rasanya aku jadi flashback hehehe.. Karena rasanya sudah lamaaaaaa sekali rasanya sejak pertama kali aku membaca buku itu...mungkin sudah belasan atau puluhan tahun yang lalu...hahaha
    Aku sendiri suka sama novel itu karena penulisnya telah melakukan perannya sebagai seorang penulis,yang 'memotret'kondisi pada masanya dengan cukup real,lugas serta berani. Lalu, menuangkannya dalam bentuk tulisan sesuai dengan versi dirinya, jujur dan apa adanya, impressed!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener kak, aku juga udah lama baca buku ini, cuma ga sampe puluhan tahun sih, tapi pas nulis review ini jadi flashback juga aku. Dan kesan kerennya buku ini ga memudar juga ketika aku coba baca lagi.

      Hapus
  13. Novel ini sudah lama saya baca, tapi lupa alur ceritanya. Yang saya ingat, setelah baca, kesan pergerakannya kuat banget, dibalut cerita romansa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesannya kuat banget ya buku ini, walau ada romansanya tapi ga menye-menye ya.

      Hapus
  14. Novel dengan tema seperti ini tentu sangat riskan dimasa Orde Baru, tapi kita harus tetap bersyukur, keadaan kita sekarang sudah mulai bisa menerima hal hal yang dulu masih dianggap tabu

    BalasHapus
  15. Wah, aku suka novel ini. Udah lama juga bacanya. Suka sama gaya nulisnya Ayu Utami. Dia itu feminis kan ya. Dia berani banget sih menurutku saat menyampaikan idenya dlm tulisannya.
    Ayu Utami dulu pernah mengatakan kalo dia gak akan menikah,tapi sekarang dia menikah. Hehe

    BalasHapus
  16. Berkali sudah saya baca review 'Saman'nya Ayu Utami, namun saya mendapatkan satu point menarik yang berbeda dari reviewer buku tersebut lainnya. Bahwa dalam konteks politik pada saat buku tersebut terbit, namun si pengarang termasuk ' aman' atau dalam istilah kakmer : tidak dikarungi. You really smart reviewer Salut atas kemampuan sang penulis, menyampaikan berbagai issue sensitif dengan tetap 'nyastra' . Btw, Kakmer sendiri merasa terwakilikah dengan tema novel tersebut?

    BalasHapus
  17. Ayu Utami itu penulis yang novelnya dari dulu pengen aku baca, namun belum juga kesampaian. Sad.

    Setelah baca tulisan kakak, aku jadi semakin kepengen baca novelnya. Sepertinya akan sangat seru masuk ke dalam ceritanya

    BalasHapus
  18. Wahh baru asik baca udah kelar aja, keren kak menyikapi isu dari buku ini. Jadi penasaran pengen baca...

    BalasHapus
  19. Seneng deh sama Novel yang berlatar belakang orde baru.. Nggak tau kenapa...
    Apalagi bercerita tentang perempuan... Thanks Infonya Olivia... Jadi masuk list buku bacaan selanjutnya nieh...

    BalasHapus
  20. Ini tuh buku yg udah lama jadi wish list aku tapi belum kesampaian baca. Huhu. Makasih kak udah diingetin secara tidak langsung hehe

    BalasHapus
  21. selalu suka sama review lo beb, ngalir banget nyeritainnya, bikin kesel ketika tulisannya habis hahahha. jadi penasaran sama buku buku yang lo review

    mari masukin saman dan larung ke list, mumpung diskon gede gedean di gramed, kamsahmidaaaa referensinya bebbb

    BalasHapus
  22. wah wah menarik nih, dengan tema pemberontakan dan latar waktu tahun 80-90an. Jadi penasaran sama novel yang satu ini.

    BalasHapus
  23. Kontroversi yang dibahas di buku ini menarik banget buat dibaca lebih lanjut. Menurutku, buka perspektif lain biar makin open minded hehe.

    BalasHapus
  24. Ayu utami bukunya nyentrik2 kya k merry. Hhe. Aku dari dulu pgn baca buku dia gak jadi2

    BalasHapus
  25. Aku lagi baca buku ini dari bulan Maret kayanya tapi nggak kelar-kelar karena satu dan lain hal, baru sampe Saman bantuin Upi. Buat aku pribadi yang biasa baca metropop, buku Saman ini mayan berat untuk dicerna. Hmmm jadi penasaran sama endingnya

    BalasHapus