Review Buku Perempuan di Titik Nol - Nawal El Saadawi

Review Buku Perempuan di Titik Nol - Nawal El Saadawi


Judul buku: Perempuan di Titik Nol
Pengarang: Nawal El Saadawi
Alih Bahasa: Moh. Amir Sutaarga
Tebal: 156 halaman
Tahun Terbit: 2010
Penerbit: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Sinopsis Perempuan di Titik Nol - Nawal El Saadawi:


Dari balik sel penjara, Firdaus -- yang divonis gantung karena telah membunuh seorang germo -- mengisahkan liku-liku kehidupannya. Dari sejak masa kecilnya di desa, hingga ia menjadi pelacur kelas atas di Kota Kairo. Ia menyambut gembira hukuman gantung itu. Bahkan dengan tegas ia menolak grasi kepada presiden yang diusulkan oleh dokter penjara. Menurut Firdaus, vonis itu justru merupakan satu-satunya jalan menuju kebebasan sejati. Ironis.

Lewat pelacur ini, kita justru bisa menguak kebobrokan masyarakat yang didominasi kaum lelaki. Sebuah kritik sosial yang amat pedas!

Novel ini didasari pada kisah nyata. Ditulis oleh Nawal el-Saadawi, seorang penulis feminis dari Mesir dengan reputasi Internasional.

Ulasan Perempuan di Titik Nol - Nawal El Saadawi:


Novel Perempuan di Titik Nol karya Nawal El Saadawi ini menggambarkan tindakan diskriminatif terhadap perempuan dalam budaya patriarki. Tindakan diskriminatif tersebut di mana tempatnya perempuan hanyalah di rumah dan apabila seorang perempuan ingin bekerja maka hanya mendapat pekerjaan sebagai buruh dengan gaji kecil, tanpa jaminan sosial dan hak-hak kerja lainnya.

Lebih tepatnya perempuan diciptakan hanya sebagai pemuas nafsu lelaki. Maka dalam mencapai kesusksesan menjadi pelacur yang bebas tersebut, Firdaus sampai pada permenungan bahwa peran laki-laki dalam budaya patriarki mempunyai peran besar membentuk tubuhnya menjadi pelacur. “Saya tahu bahwa profesi saya diciptakan oleh seorang laki-laki. Karena saya seorang yang cerdas, saya lebih menyukai menjadi seorang pelacur yang bebas daripada menjadi seorang istri yang diperbudak.”

Banyak umpatan sarkatis dari Firadus dengan segala komentar cerdasnya. Saya tidak tahu apakah jika pembaca buku ini lelaki akan tetap bisa menikmati semua umpatan-umpatan itu. Mungkin kaum lelaki akan memberi rating buruk pada ulasan buku ini.

Tidak ada komentar: