Review Buku 1984 - George Orwell (Sebuah Ramalan dan Kritik Ideologi)

Review Buku 1984 - George Orwell (Sebuah Ramalan dan Kritik Ideologi)


Judul buku: 1984
Pengarang: George Orwell
Alih Bahasa: Landung Simatupang
Tebal: viii + 400 halaman
Cetakan: 7, 2018
Penerbit: Bentang Pustaka

Sinopsis 1984 - George Orwell:


Sepanjang hidupnya, Winston berusaha menjadi warga negara yang baik dengan mematuhi setiap aturan Partai meski jauh di dalam hati dan pikirannya bersemayam antipati terhadapa kediktatoran yang ada di negaranya. Walaupun begitu, Winston tidak berani melakukan perlawanan secara terbuka.

Tidak mengherankan, karena Polisi Pikiran, teleskrin, dan mikrofon tersembunyi membuat privasi hanya serupa fantasi. Bahkan, sejarah ditulis ulang sesuai kehendak Partai. Negara berkuasa mutlak atas rakyatnya. Yang berbeda atau bertentangan akan segera diuapkan.

1984 merupakan satire tajam, menyajikan gambaran tentang luluhnya kehidupan masyarakat totalitarian masa depan yang di dalamnya setiap gera warga dipelajari, setiap kata yang terucap disadap, dan setiap pemikiran dikendalika. Hingga kini, 1984 merupakan karya penting Orwell yang mengantarkannya ke puncak kemasyhuran.


Ulasan 1984 - George Orwell:


Novel kritik ideologi berjudul 1984 karya George Orwell ini menggambarkan kisah masa depan, meski 1984 sendiri sudah lampau, namun novel ini ditulis Orwell pada tahun 1949, dan mirisnya keadaan yang diramalkan Orwell masih terjadi hingga saat ini, bahkan mungkin hingga masa depan yang tidak tau pasti kapan akan berakhir. Novel ini terbit sekitar empat tahun setelah PD II dan tepat pada permulaan perang dingin. Novel ini merupakan salah satu novel yang paling berpengaruh hingga saat ini dalam kesusastraan Inggris kontemporer tentang bagaimana kekuasaan dalam kondisi totalitarian beroprasi.

Kalau sebelumnya kamu sudah baca Review Buku Animal Farm - George Orwell sebenarnya inti dari keadaan tidaklah jauh berbeda, hanya kali ini kisah satire ini dalam bentuk manusia yang sebenarnya dan lebih kompleks. Orwell dengan detail menggambarkan bagaimana pemerintah melakukan pembodohan publik terhadap warganya. Seperti bahwa 2+2=5 adalah benar adanya, tak boleh ada yang membantah. Pencetakan ulang sejarah pun berkali-kali dilakukan dan semua warga percaya pada sejarah lama yang baru dicetak ulang itu, lalu melupakan kebenaran sejarah sebelum direvisi.

Sayangnya menurut saya novel ini terlalu bertele-tele, sehingga jalan ceritanya sedikit membosankan. Atau mungkin memang tidak bisa dibuat terlalu lugas jaman itu mungkin resikonya terlalu tinggi. Oh iya novel ini juga sudah diangkat ke layar lebar dan sempat diputar ulang di banyak bioskop di Amerika Serikat pada tahun 2017 lalu dalam rangka mengkritik Trump.

Tidak ada komentar: